Minggu, 07 September 2014

Mengapa kita mencintai Allah?

Tidak ada komentar:
Sobat blogger bisa komentar mengapa sobat mencintai Allah :D 
Oke langsung aja ..
 

CINTA KEPADA ALLAH
Mengapa kita mencintai Allah? Karena Allah Maha Mencintai kita sebelum kita mencintai-Nya. Dalam hadits qudsi, Rasulullah bersabda bahwa Allah berfirman, yang artinya,
"Wahai anak adam, Aku adalah Dzat yang mencintaimu, maka hak-Ku atas dirimu adalah jadilah engkau orang yang mencintai-Ku."
Diantara keagungan nama-nama-Nya adalah Al-Wadud (Yang Maha Meyayangi), yakni kasih sayang-Nya dan cinta-Nya kepada hamba-Nya. Karena cinta-Nya, maka Allah juga memuliakan manusia, sebagaimana firman-Nya,yang artinya,
"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya. Lalu para malaikat itu bersujud semuanya." (Sad: 71-73)
Diantara bentuk cinta-Nya yang lain kepada kita, sebagaimana firman-Nya yang artinya,"Barangsiapa yang berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa yangberbuat kejahatan dibalasnya seimbang dengan kejahatannya. Mereka sediktipun tidak dirugikan (dizalimi." (Al-An'am: 160)
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya, "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui." ( Al-Baqarah: 261)
•☆.•*´¨`*•• ۞ ⋆ ۞ ⋆ ۞ ⋆ ۞ ••*´¨*•.☆•
Cinta adalah condongnya hati kepada hal yang dicintai. Dan penyebab tumbuhnya cinta bisa karena perasaan, akal maupun hati. Seseorangyang dapat merasakan manisnya sesuatu yang ia nikmati, maka hatinya akan condong kepada sesuatu tersebut lantara ia merasakan kelezatan itu. Akal juga dapat menumbuhkan kecintaan. Seseorang yang mencintai anaknya, meski anaknya tersebut berparas atau bahkan berperilaku buruk. Namun ia tidak mampu menghindarinya, ia harus mencintainya.
Saudaraku, masih banyak bukti dan tanda-tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya, dimana Allah menerima taubat hamba-Nya dan tidak mengazab mereka pada saat mereka melakukan kemaksiatan.
Allah membentangkan tangan-Nya di waktu siang untuk mengampuni orang yang berbuat dosa di waktu malam. Allah membentangkan tangan-Nya di waktu malam untuk mengampuni orang yang berbuat dosa di waktu siang.
Setiap malam hingga menjelang fajar, Allah selalu turun ke langit dunia seraya berfirman yang artinya,
"Adakah orang-orang yang meminta niscaya akan Aku berikan, Adakah orang-orang yang memohon ampun untuk Aku ampuni dosanya, Adakah orang-orang yang bertaubat untu Aku terima taubatnya, sehingga terbitlah fajar.” (Hadits shahih dalam Shahih Al-Jami: 1918)
Sebagaimana Rasulullah bersabda, bahwa Allah berfirman, yang artinya,
“Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku dengan sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Barang siapa yang mendekat kepada-Ku dengan sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Dan barang siapa menemui-Ku dengan berjalan, maka Aku akan menemuinya dengan berlari." (HR Muslim)
Saudaraku, masihkan adakah alasan kita untuk tidak mencintai Allah? Mengapa kita mencintai Allah? Ya karena Allah Maha Mencintai hamba-Nya. Cinta kita kepada Allah tidak ada sebutir debu dilautan pasir dibanding cinta Allah kepada kita.
LALU BAGAIMANA CARA KITA MENCINTAI ALLAH?
Saudaraku, mari kita lihat firman-Nya, yang artinya, "Katakanlah (Muhammad)," jika kamu mencintai Allah , ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (Ali-'Imran: 31-32)

Diantaranya bahwa Allah telah memberikan kehidupan kepada kita, rezeki, perlindungan dan keamanan. Selain itu Allah juga telah menjadikan kita makhluk-Nya yang paling tinggi derajatnya dan menjadikan kita khalifah di muka bumi. Mencintai Allah harus diwujudkan dengan tindakan yang sesuai dengan apa yang diinginkan Allah. Bukan mengarang sendiri dengan berkhayal dan berkontemplasi secara ngawur. Resminya, Allah telah mengutus Rasulullah SAW untuk mengajarkan bagaimana cara mencintai-Nya.
Kuncinya adalah mengikuti petunjuk yang diajarkan Rasulullah SAW dalam mencintainya. Petunjuk itu sendiri adalah sebuah ajaran yang bersifat syamil mutakamil, sempurna, lengkap dan mencakup semua aspek kehidupan. Tidak lain adalah Islam. Firman Allah: “Katakanlah, bila kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku (Rasulullah).” Inti mencintai Allah adalah mentaati, mendengarkan, mengikuti, mematuhi dan rela berkorban apapun demi Allah. Dan salah satu ciri cinta adalah rasa cemburu (ghirah) yang membara. Cemburu bila Allah diremehkan, bila Islam dijelekkan, bila Al-quran ditinggalkan, bila Rasulnya dilupakan. Tidak mungkin seorang dikatakan cinta pada Allah, sementara hartanya haram, pakaiannya haram, cara dagangnya haram, bekerja dengan cara yang haram, berpolitik dengan cara yang haram, bergaul dengan cara yang haram, mengambil hak orang lain dengan cara haram.

Cinta itu pasti palsu dan tidak mungkin berbalas. Orang yang cinta pada Allah bukanlah yang berzikir keras-keras, juga bukan mengurung diri di tempat ibadah, juga bukan melakukan ritual-ritual rekayasa tanpa dasar yang jelas dari Rasul-Nya. Tapi orang yang cinta Allah adalah orang yang menjadikan Allah sebagai tujuan hidupnya. Apapun yang dikerjakan semua karena Allah dan karena ingin mendapatkan redho‘ dan balasan cintanya. Dan semua itu sudah diatur tata cara pelaksanaanya dalam ajaran Islam yang memiliki dasar yang shahih dan syamil.
Wallahu a‘lam bishshowab. Wassalamualaikum Wr. Wb. :)

Sumber : 
Abdul Athi 'Ali Salim dalam Halawatul Iman,
 http://www.syariahonline.com/v2/aqidah/2541-bagaimana-mencintai-allah.html




Tidak ada komentar:

 
back to top