Minggu, 28 September 2014

Bersyukur

Tidak ada komentar:
Assalamualaykum sobat blogger :D
Saya akan menulis post tentang Bersyukur..
Sebenarnya saya menulis post ini karna terinspirasi oleh teman sayaa ..
Ya, bersyukur, itu yang seringkali kita dan aku lupakan ..
Teman saya itu , uang sangunya tidak banyak,, tapi aku salut sama dia , dia masih bisa bersyukur dan menabung XD . sedangkan saya aja sangunya udah lebih dari cukup malah kadang jarang nabungnya ..
Aku kagum sama dia XD  mungkin dia tidak pernah minta yang lebih kepada Ibunya, karna Ibunya sibuk ..
Aku jadi termotivasi untuk menjadi Semangat menabung dan lebih bersyukur lagi atas apa yang sudah aku miliki ^^ .

Kita harus lebih bersyukur, karna masih banyak orang lain diluar sana yang lebihh membutuhkan dari pada kita , bahkan kadang aja makannya gak nentu sehari bisa saja mereka gak makan :( .
Bisakah kita membayangkan jika 'Kita' yang berada di posisi mereka ?
Kita juga harus lebih banyak berbagi dengan apa yang kita punya untuk mereka ..
Jika kita tidak punya banyak uang ,(maklum lah kita kan masih remaja masih minta uang sama ortu :D XD)  mungkin kita bisa menyisihkan uang yang kita punya meski hanya 5000 misalnya ..
Kita bisa kok gak dengan itu saja .. kita bisa membuat mereka tersenyum(: kita masih bisa menghibur mereka .. memberi semangat untuk mereka =) Ganbatte! XD . Bersyukurlah!!
Sering"lah melihat orang" yang kesusahan agar di hati kita ini ada rasa untuk bersyukur .. XD
Jangan selalu melihat orang"yang hidupnya serba mewah .. karna itu akan membuat kita jadi ingin memilikinya XD dan ujung"nya Hawa Nafsu lagi tuh yang diikuti :D .. Jangan turuti hawa nafsumu kawan :D

"Semakin banyak anda bersyukur semakin banyak kebahagiaan yang anda dapat "
Bukan Bahagia yang membuat anda bersyukur,Tapi bersyukurlah yang membuat anda bahagia"
Sudahkah Anda bersyukur hari ini ? :D



Sekian dulu sobat semoga bermanfaat ya :D
Wassalamu alaykum

Kamis, 18 September 2014

Menjernihkan Hati

Tidak ada komentar:
Assalamualaykum sobat blogger , saya akan menulis tentang menjernihkan hati ..
Semoga bermanfaat ya^^

Menjernihkan Hati
Syekh Abdul Qadir Jaelani
Pengajian Jum’at pagi, 12 Dzi al Hijjah 545 H, Madinah

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” [QS Al Baqarah : 201]
Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya hati ini benar-benar berkarat dan sesungguhnya [cara] menjernihkannya adalah [dengan] membaca Al Quran, mengingat mati dan menghadiri majelis-majelis zikir.”

Hati itu berkarat, jika memang si pemiliknya menyadari apa yang telah digambarkan oleh Nabi SAW di atas. Jika tidak, maka ia akan berubah hitam kelam. Ia menghitam karena jauh dari [pancaran] cahaya. Ia menghitam karena kecintaannya pada dunia dan kepemilikannya tanpa sikap wara’. Memang, barang siapa yang di dalam hatinya sudah bercokol kuat kecintaan pada dunia, maka hilanglah rasa wara’ nya. Ia menjadi sembarangan mengumpulkan duniawi dari yang halal dan haram. Kesadaran untuk memilah dalam mengumpulkan harta telah hilang, dan rasa malunya pada Tuhan-nya dan pengawasanNya telah lenyap.

Wahai manusia ! terimalah resep Nabi kalian dan segeralah menjernihkan hati kalian dengan obat yang telah beliau deskripsikan pada kalian. Jikalau salah seorang di antara kalian terserang sakit, lalu dokter memberinya resep obat padanya, tentu saja hidupnya akan berubah dan akan langsung menggunakannya.
Awasilah selalu Allah dalam kesendirian dan keramaianmu. Jadikanlah Ia pusat pandangmu hingga kalian seolah-olah melihatNya, dan jika kalian tidak bisa melihatNya, maka [ingatlah selalu] bahwasanya Dia Melihatmu. Barang siapa yang berzikir menyebut Allah ‘Azza wa Jalla dengan hatinya, maka ia benar-benar seorang pezikir, dan tidaklah disebut pezikir orang yang tidak berzikir menyebutNya dengan hatinya. Lisan [bibir] adalah pemuda hati dan subordinatnya. Senantiasalah menyimak petuah, sebab jika hati absen dari petuah, maka ia menjadi buta.

Hakikat taubat adalah mengagungkan perintah Al Haqq ‘Azza wa Jalla dalam segala kondisi. Sebagian kaum [shaleh] menuturkan “segala kebaikan [terangkum] dalam dua kata : pengagungan perintah Allah ‘Azza wa Jalla dan cinta kasih pada makhlukNya. Setiap orang yang tidak mengagungkan perintah Allah ‘Azza wa Jalla dan tidak menyayangi makhluk Allah, maka ia jauh dari Allah.” Allah mewahyukan pada Musa AS, “sayangilah [makhluk-Ku] hingga Aku menyayangimu, maka ia pun akan Ku sayangi dan akan Ku masukkan ke dalam surga Ku.” Sungguh beruntung orang yang penyayang [tetapi kalian, wahai manusia] umur kalian sia-sia dalam perilaku, “mereka makan, kami juga makan, mereka minum, kami juga minum, mereka berpakaian, kami juga berpakaian …”

Barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan, maka sebarkanlah nafsu dirinya dari [mengkonsumsi] hal-hal yang haram, syubhat dan syahwat. Juga hendaklah ia bersabar menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya, serta menyetujui takdirNya. Kaum shaleh senantiasa bersabar bersama Allah SWT dan tidak bersabar dariNya. Mereka bersabar demi Dia dan didalamNya. Mereka bersabar agar bisa bersamaNya. Mereka hanya memohon agar Dia berkenan menganugerahkan pada mereka kedekatan denganNya. Mereka keluar dari rumah-rumah hawa nafsu dan tabiat mereka serta senantiasa membawa syara’ bersamanya. Mereka berjalan menuju Tuhannya. Meskipun menemui petaka, kesusahan, penderitaan, musibah, mendung, masalah, lapar, dahaga, ketelanjangan, kenistaan dan kehinaan, mereka tetap tidak memperdulikannya dan tidak urung kembali [membatalkan] perjalanan mereka, serta tidak berubah sedikitpun dari lintasan yang mereka lalui. Mereka terus maju ke depan tanpa sedikit pun melambatkan perjalanan mereka. Mereka terus berbuat demikian hingga kekekalan hati dan qalib [fisik] bisa dicapainya.

Wahai manusia ! berusahalah bertemu dengan Al Haqq ‘Azza wa jalla dan malulah denganNya jika belum menemuiNya. Rasa malu orang Mukmin pada Allah SWT, kemudian pada makhluknya hanya terkait dengan masalah agama dan pelanggaran batasan syara’. Ia tidak boleh malu, apalagi minder dalam [menjalankan] agama Allah, menegakkan ketentuan-ketentuanNya dan melaksanakan perintahNya.
“Dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk [menjalankan] agama Allah.” [QS An Nur : 2]
Barang siapa yang benar-benar mengikuti Rasulullah SAW, maka beliau akan memakaikannya baju besi dan topi perang, menyerahkan beliau kepadanya, membekali kesantunan perilaku dan akhlak beliau, serta memakaikannya jubah kebesarannya. Beliau juga sangat senang dengannya sebagai sosok umatnya dan bersyukur pada Allah SWT atas hal tersebut. Beliau kemudian mengangkatnya sebagai deputinya dalam komunitas umatnya, serta pembimbing jalan menuju Al Haqq ‘Azza wa Jalla. Maka tatkala Al Haq ‘Azza wa Jalla menjemput ajalnya, maka Diapun mengangkat salah seorang umatnya untuk menggantikan [tugas]nya. Orang-orang inilah yang merupakan manusia-manusia pilihan, jumlahnya hanya 1 berbanding 1 juta jiwa. Mereka membimbing manusia dan bersabar menghadapai siksaan sambil terus memberi nasihat pada mereka. Mereka tersenyum di muka kaum munafik dan durjana, serta memikat mereka dengan segala upaya demi membersihkan kotoran yang ada dalam diri mereka untuk kemudian menggandeng mereka menuju pintu Tuhan mereka ‘Azza wa Jalla.

  Diriwayatkan dari beberapa kaum shaleh, “Tidak tertawa di depan muka orang fasik kecuali orang yang arif.” Ia tertawa di depan si fasik dan memperlihatkan kepadanya bahwa ia memang tidak mengenalnya, namun ia mengetahui kebobrokan rumah agamanya dan kehitaman muka hatinya oleh gumpalan daki dan kotoran. Orang yang fasik dan munafik menyangka bahwa keduanya bisa menyembunyikan perkara mereka dari orang arif dan ia pun tidak mengetahui mereka. Sungguh tidak, sekali lagi tidak ada kemuliaan sedikitpun pada mereka. Mereka tidak dapat bersembunyi dari orang arif, karena ia mengetahui mereka hanya dengan lirikan, tatapan, kata dan gerakannya. Ia bisa melihat lahir dan batin mereka. Tidak diragukan lagi, celakalah bagi kalian. Kalian pikir, kalian bisa menyembunyikan kebusukan kalian dari kaum shidiqqin yang arif dan alim ? sampai kapan kalian akan mensia-siakan usia dalam kehampaan ? carilah orang yang dapat membimbingmu menuju jalan akherat, hai orang yang tersesat !

Allah Maha Besar di atas kalian, hai orang-orang yang mati hati dan musyrik dengan sarana-sarana duniawi ! kalian juga, hai para penyembah berhala ! kekuatan dan daya mereka, pekerjaan, modal, penguasa negeri dan arah-arah yang mereka tuju, sesungguhnya mereka terhijab dari Allah SWT. Setiap orang yang memandang kemudaratan dan kemanfaat berasal dari selain Allah SWT, maka ia bukanlah hambaNya, akan tetapi ia adalah hamba yang memandang hal itu [kemudaratan dan kemanfaatan] sebagai berasal darinya. Hari ini [di dunia], mereka telah berada dalam api Neraka Jahanam. Tidak ada orang yang bisa selamat dari Neraka Allah ‘Azza wa Jalla kecuali orang-orang yang bertakwa, mengesakan ikhlas, dan orang-orang yang bertaubat.

   Bertaubatlah dengan hatimu, baru kemudian dengan lisanmu. Taubat merupakan inti perubahan, yang merubah kuasa hawa nafsu, setan dan kolega-kolegamu yang buruk. Jika engkau bertaubat, maka ubahlah fungsi pendengaran, penglihatan, lisan, hati dan seluruh anggota tubuhmu. Murnikanlah makanan dan minumanmu dari kotoran haram dan syubhat. Suburkanlah rasa wara’mu dalam pekerjaan, dan jual belimu. Jadikanlah citamu hanya tertuju pada Al Mawla junjunganmu ‘Azza wa Jalla. Hapuslah kebiasaanmu dan gantikan tempatnya dengan beribadah. Hapuskanlah kemaksiatan dan gantikan ia dengan ketaatan. Lalu carilah hakikat dengan tetap memegang keshahihan syariat dan kesaksiannya, sebab setiap hakikat yang tidak dipersaksikan oleh syariat, maka ia adalah ke-zindiq-an.
Jika instruksi ini telah engkau realisasikan, maka akan datang padamu kefanaan dari akhlak yang tercela dan dari memandang seluruh makhluk. Ketika itulah, lahirmu akan terpelihara dan batinmu sibuk dengan Tuhanmu ‘Azza wa Jalla. Jika hal ini telah mewujud sempurna dalam dirimu, maka dunia akan datang di hadapanmu dengan sisi-sisinya, lalu menempatkanmu sebagai bagiannya, dan seluruh makhluk mengikutimu, dari yang pertama hingga yang akhir. Semua itu tidak akan mudarat bagimu serta tidak akan mengubahmu dari pintu Al Mawla Junjunganmu ‘Azza wa Jalla, sebab engkau telah berdiri bersamaNya, menerimaNya, dan asyik tenggelam denganNya, memandang kebesaran dan keindahanNya. Engkau hancur tercerai-berai, ketika memandang kebesaranNya, lalu engkau menyatu kembali, ketika memandang keindahanNya. Engkau takut ketika menatap kebesaranNya, serta berharap ketika menatap keindahanNya. Bergetar ketika menyaksikan kebesaranNya, dan kokoh ketika menyaksikan keindahanNya. Sungguh bahagia orang yang telah mencicipi makanan ini.
   Ya Allah berilah kami makan dari makanan kedekatan-Mu dan minumilah kami dengan minuman kemesraan-Mu.
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” [QS Al Baqarah : 201] .
 Aamiin . Wassalam ^^




Selasa, 09 September 2014

Cemburu pun aku Tak Berhak

Tidak ada komentar:




Assalamualaykum sobat blogger , sayaa mau menulis tentang cemburu pun aku tak berhak..
Oke langsung aja..





Cemburu pun Aku Tak Berhak

Kalau menuruti kata nafsu, Ku ingin selalu bersamamu...
Kalau menuruti kesenangan sesaatku, Ku tak pernah ingin jauh darimu!
Kalau menuruti apa kata egoku, Ku tak ingin Kau mengenal perempuan selain diriku...
  Namun,Iman , akal dan hatiku berkata lain..
  Dirimu masih orang asing bagiku..
  Tak berhak diriku berharap yang lebih , Apalagi Cemburu yang membabi buta!
   Sungguh diriku belum berhak untuk itu..
Sebelum ada ijab qobul diantara kita ,
Diriku , dirimu berhak untuk menentukan pilihan...

Namun ... satu pintaku , setialah kepada Allah dengan selalu bermunajat kepadaNya agar dia pilihkan yang terbaik untuk kita...
Andai diriku yang ditakdirkan untuk mendampingimu,,
Dia akan mempermudah walau seberat apapun rintangan yang ada..
Insya Allah..

Wassalam ^^
 

Minggu, 07 September 2014

Mengapa kita mencintai Rasulullah ?

Tidak ada komentar:
Assalamualaykum sobat blogger ...
Saya akan menulis mengapa kita mencintai Rasulullah..

Mencintai Rasulullah adalah sebuah keharusan ..
“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri” (QS. Al Ahdzab: 6)
 “Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap beriman hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. Al-Bukhari)

“YA RASULULLAH, sungguh engkau lebih kucintai daripada diriku dan anakku,“ kata seorang sahabat suatu hari kepada Rasulullah Muhammad SAW.“ Apabila aku berada dirumah, lalu kemudian teringat kepadamu, maka aku tak akan tahan meredam rasa rinduku sampai aku datang dan memandang wajahmu. Tapi apabila aku teringat pada mati, aku merasa sangat sedih, karena aku tahu bahwa engkau pasti akan masuk ke dalam surga dan berkumpul bersama nabi-nabi yang lain. Sementara aku apabila ditakdirkan masuk ke dalam surga, aku khawatir tak akan bisa lagi melihat wajahmu, karena derajatku jauh lebih rendah dari derajatmu.”
Mendengar kata-kata sahabat yang demikian mengharukan hati itu, Nabi tidak memberi sembarang jawaban sampai malaikat Jibril turun dan membawa firman Allah berikut :
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah; yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, syuhada dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS. 4:69)
Cinta kepada Nabi seperti yang dapat kita simpulkan dari riwayat di atas memiliki implikasi yang sangat luas, baik secara teologis, psikologis dan sosiologis bahkan secara eskatologis sekalipun. Dalam sebuah hadis,  Nabi pernah bersabda bahwa keimanan seseorang harus diukur dengan barometer cintanya kepada Nabinya. La yu’minu ahadukum hatta akuna ahabba ilaihi min nafsihi…” Tidak beriman seseorang sehingga aku (Nabi) lebih ia cintai ketimbang dirinya sendiri…”
Mencintai Rasulullah menjadi sebuah keharusan dalam iman. Ia menjadi prinsip, bukan opsi atau pilihan yang notabenenya adalah mau atau tidak. Sesorang Muslim harus menyimpan rasa cinta kepada Nabinya, seberapapun kecilnya. Idealnya ia mencintainya lebih dari segala sesuatu yang ia miliki, bahkan dirinya dan itulah pada hakikatnya iman yang paling sempurna. Cinta memang duduk sebagai sebuah landasan untuk mengetahui siapa Muhammad SAW. Karena itu cinta akan menjadi sebagai pengantar yang membawa kita bisa mengenalnya lalu kemudian mencerminkan diri padanya. Untuk mengenal Muhammad memang kita harus memulai dengan membaca riwayat hidupnya. Data-data historis tentang Muhammad pasti menyimpan pelajaran-pelajaran yang sangat berharga. Namun yang harus kita ingat bersama adalah jangan mengukur kesalehan Muhammad hanya lewat deskripsi historis semata-mata. Sebab data-data historis tersebut tidak lebih dari sebuah deskripsi lahiriah yang kurang sarat dengan substansi “keilahian” Muhammad SAW. Sementara keagungannya justru ada pada maqam keilahiannya yang sangat tinggi seperti yang sering kita dengar dalam sebuah doa tentangnya, “wa ib’atshu maqamam mahmudalladzi wa’adtahu…”
Ketinggian maqam Muhammad tentu bukan hal yang mudah untuk diketahui. Bahkan hampir-hampir mustahil. Namun dengan melihat hadis berikut mungkin saja bisa mengantar kita untuk sedikit mengetahui siapa itu Muhammad lewat lisannya sendiri.

Nabi SAW bersabda “Aku adalah Ahmad tanpa mim (m)”. Ahmad tanpa mim (m) akan berarti ahad (Esa), yang merupakan sifat Allah yang sangat unik. Mim yang merupakan simbol personafikasi dan manifestasi Allah dalam diri Muhammad pada hakekatnya adalah bayangan Ahad yang ada di alam semesta. Mim adalah wasilah antara makhluk dengan Khaliqnya. Mim adalah jembatan yang menghubungkan para Kekasih Allah dengan Sang Kekasihnya yang mutlak. Dengan kata lain Muhammad adalah mediator antara makhluk dengan Allah SWT. Dialah mazhar al-Haq atau tempat kebenaran dan realitas Allah menampak di dunia ini. Dialah “Zahirnya Allah di tengah makhluk-makhluk-Nya. Dialah aktivitas Allah yang dapat dilihat manusia dengan matanya, karena Allah SWT sendiri tak dapat dilihat . Iqbal berkata, Duhai Rasul Allah Dengan Allah aku berbicara melalui tabirmu Denganmu tidak, Dialah Batinku,  Dikaulah Zahirku.

Menurut Iqbal, Muhammad benar-benar berfungsi “mim” yang  “membumikan” Allah dalam kehidupan manusia. Dialah “Zahir”nya Allah; dialah Syafi'(yang memberikan syafaat, pertolongan dan rekomendasi) antara makhluk dengan Tuhannya. Ketika anda ingin merasakan kehadiran Allah dalam diri anda, hadirkan Muhammad. Ketika anda ingin disapa oleh Allah, sapalah Muhammad. Ketika anda ingin dicintai Allah, cintailah Muhammad. Qul inkuntum tuhibbunallah fat tabi’uni  yuhbibkumullah, “Apabila kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku (Muhammad) kelak Allah akan cinta kepada kalian.” Kepada orang seperti inilah kita diwajibkan cinta, berkorban dan bermohon untuk selalu bersamanya, di dunia dan akhirat. Sebab seperti kata Nabi, “Setiap orang akan senantiasa bersama orang yang dicintainya.”
Bukankah setiap kali kita mencintai sesuatu maka kita akan mencari tahu segala hal yang berkaitan dengannya. Bahkan mungkin kita ingin menghadirkannya selalu dalam liku-liku hidup kita. Bila anda mencintai Imam Khomeini, misalnya, maka untuk cinta itu anda akan melakukan banyak hal seperti menyimpan posternya, buku-bukunya, artikel-artikel yang ditulis tentangnya bahkan mungkin namanya. Cinta memang laksana air mengalir yang memindahkan seluruh sifat dan karakter si kekasih kepada kita yang mencintainya.


Manfaat Cinta kepada Nabi Muhammad
Ketika Allah mewajibkan umat manusia untuk mencintai Nabi Muhammad SAW, maka instruksi tersebut jelas bukan sebuah perintah tanpa tujuan. Karena mustahil Allah akan memerintahkan sesuatu yang sia-sia. Tetapi tujuan tersebut juga bukan sesuatu yang kepentingannya akan kembali kepada Allah atau Rasul-Nya, karena Allah SWT Mahakaya dari butuh pada sesuatu, dan Rasul-Nya juga tidak butuh pada interest tertentu. Dengan demikian mencintai Rasulullah adalah sebuah perintah yang manfaatnya semata-mata untuk kepentingan manusia itu sendiri. Lalu, apa manfaat dari mencintai Rasulullah ?
Ada manfaat yang instant dan ada juga yang jangka panjang. Diantara manfaat yang segera kan kita rasakan adalah terpautnya hati ini pada pribadi Muhammad SAW. Apabila kita jujur dalam mencintai Muhammad, maka hati kita akan merindukan Muhammad; sama persis seperti tokoh kita diatas merindukan Rasulullah. Bedanya adalah dia bisa mengobati rindunya dengan mendatangi Muhammad secara langsung. Sementara kita mengobati rindu dengan hanya menyebut-nyebut namanya. “Barang siapa mencintai sesuatu maka dia akan menyebut-nyebutnya.”  Kata Imam’Ali bin Abi Thalib kw.
Apabila kita jujur dalam mencintai Muhammad, maka jiwa kita akan terbentuk dan tercermin pada jiwa Muhammad SAW. “Bukti cinta adalah mendahulukan sang kekasih di atas selainnya,” begitu kata Imam Ja’far Ash-Shadiq.

Apabila kita jujur mencintai Muhammad, maka kita akan berupaya mencari tahu segala sesuatu tentang dirinya; kehidupan pribadinya, kehidupannya dalam keluarga, dengan sesama saudara, dengan lingkungannya, dan lain sebagainya. Apabila kita ingin mengetahui sejarah Muhammad dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pribadi manusia yang agung ini, hendaklah diawali dengan rasa cinta terlebih dahulu. Apabila sudah tertanam rasa cinta, maka akan timbul sikap sungguh-sungguh untuk mengetahuinya secara akurat dan mendalam. Pengetahuan yang tidak dilandasi pada dasar cinta akan berakibat rancu, setengah-setengah dan kurang sempurna. Dari situ kita akan mengetahui mengapa Allah SWT mewajibkan kita untuk mencintai Muhammad SAW, bahkan sebelum kita mengetahuinya sekalipun.

Di antara manfaat jangka panjang dari rasa cinta kita pada Muhammad SAW adalah seperti yang difirmankan oleh Allah SWT dalam surat yang kita kutip di atas; bahwa dia kelak akan bersama para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang saleh. Bahkan dalam sebuah hadis Nabi SAW bersabda :
 Cinta padaku dan cinta pada Ahli Baitku
akan membawa manfaat di tujuh tempat
yang sangat mengerikan : di saat wafat, di
dalam kubur, ketika dibangkitkan, ketika
pembagian buku-buku catatan amal, di
saat hisab, di saat penimbangan amal-amal
dan di saat penitian shirat al-mustaqim

Cinta Murni dan Cinta Semu
Ada dua jenis kategori cinta. Pertama, cinta yang berakhir dengan kebosanan. Untuk ini kita sebut saja dengan cinta semu. Kita cinta pada dunia, harta, anak-istri dan sebagainya. Cinta kita pada mereka tidak selamanya meluap-luap bak api membara. Ada saatnya cinta kita redup, bahkan kadang-kadang mati sama seklai. Kita mencintai nak kandung kita. Tapi apabila tiba-tiba dia durhaka pada orangtua, maka cinta bisa berbalik murka. Kita cinta pada dunia kita, yang halal tentunya. Tapi kadang-kadang timbul kebosanan sedemikian rupa sehingga kita meninggalkannya secara total. Cinta seperti ini adalah cinta semu, sebuah cinta yang berakhir pada kebosanan.
Kedua, cinta murni. Jenis cinta ini adalah cinta yang senantiasa hangat dan membara. Dengan cinta itu dia mengejar kekasihnya, melakukan sesuatu karena kekasihnya, bahkan mau mati semata-mata karena kekasihnya. Cinta seperti ini adalah cinta yang tidak pernah bosan dan berakhir. Cinta murni adalah sebuah cinta yang terbit untuk Allah SWT. Imam Ali berkata : “Cinta pada Allah adalah api yang membakar segala sesuatu yang dilewatinya.” Karena cinta pada Allah, maka orang-orang mukmin mau mati di jalan-Nya. Cinta pada Allah memang bisa membakar setiap usaha yang menghalanginya.
Imam Al-Shadiq berdoa : Ya Sayyidi, aku lapar dan tidak pernah kenyang dari mencintai-Mu; aku haus dan tidak pernah puas dari mencintai-Mu. Oh… betapa rindunya pada Dia. Yang melihatku tapi aku tidak melihat-Nya…
Tentu cinta pada Allah adalah sejenis cinta murni. Tidak terselubung di dalamnya rasa benci, enggan dan murka. Cinta pada Allah adalah cinta pada kemutlakan; cinta yang tidak bertepi dan tidak berujung. Tapi bagaimana dengan cinta pada Muhammad SAW ?  apakah cinta kepada Muhammad yang diwajibkan Allah kepada kita adalah sejenis cinta semu atau cinta murni. Nabi SAW bersabda :
“Cintailah Allah karena nikmat yang telah dianugerahkan-Nya pada kalian, cintailah aku karena cinta Allah (padaku) dan cintailah Ahli Baitku karena cintaku pada mereka”.
Dalam hadis yang lain beliau bersabda :
“Tidak beriman seorang hamba sehingga aku lebih ia cintai daripada dirinya sendiri dan itrah (keluarga)-ku lebih ia cintai ketimbang keluarganya…”.
Melihat hadis ini dan hadis-hadis sejenis yang lain terasa bahwa tuntutan untuk mencintai Muhammad dan keluarganya bukan sejenis cinta semu yang kapan pun boleh hilang atau dihilangkan. Secara vertikal, ketika kita mencintai mereka sebenarnya kita juga mencintai Allah dan ketika kita membenci mereka kita pun membenci Allah.
Imam Ali bin Abi Thalib kw berkata :
“Sesungguhnya agama Allah tidak akan bisa dikenali dari pribadi-pribadi, tetapi akan dapat dikenali dari tanda-tanda kebenarannya. Kenalilah kebenaran maka engkau akan mengetahui siapa penganutnya.”
(Bihar Al-Anwar, jus 68 hal.120)

Oleh : Husein Shahab
 Wallahu a‘lam bishshowab. Wassalamualaikum Wr. Wb. :)

Mengapa kita mencintai Allah?

Tidak ada komentar:
Sobat blogger bisa komentar mengapa sobat mencintai Allah :D 
Oke langsung aja ..
 

CINTA KEPADA ALLAH
Mengapa kita mencintai Allah? Karena Allah Maha Mencintai kita sebelum kita mencintai-Nya. Dalam hadits qudsi, Rasulullah bersabda bahwa Allah berfirman, yang artinya,
"Wahai anak adam, Aku adalah Dzat yang mencintaimu, maka hak-Ku atas dirimu adalah jadilah engkau orang yang mencintai-Ku."
Diantara keagungan nama-nama-Nya adalah Al-Wadud (Yang Maha Meyayangi), yakni kasih sayang-Nya dan cinta-Nya kepada hamba-Nya. Karena cinta-Nya, maka Allah juga memuliakan manusia, sebagaimana firman-Nya,yang artinya,
"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya, dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya. Lalu para malaikat itu bersujud semuanya." (Sad: 71-73)
Diantara bentuk cinta-Nya yang lain kepada kita, sebagaimana firman-Nya yang artinya,"Barangsiapa yang berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa yangberbuat kejahatan dibalasnya seimbang dengan kejahatannya. Mereka sediktipun tidak dirugikan (dizalimi." (Al-An'am: 160)
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya, "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui." ( Al-Baqarah: 261)
•☆.•*´¨`*•• ۞ ⋆ ۞ ⋆ ۞ ⋆ ۞ ••*´¨*•.☆•
Cinta adalah condongnya hati kepada hal yang dicintai. Dan penyebab tumbuhnya cinta bisa karena perasaan, akal maupun hati. Seseorangyang dapat merasakan manisnya sesuatu yang ia nikmati, maka hatinya akan condong kepada sesuatu tersebut lantara ia merasakan kelezatan itu. Akal juga dapat menumbuhkan kecintaan. Seseorang yang mencintai anaknya, meski anaknya tersebut berparas atau bahkan berperilaku buruk. Namun ia tidak mampu menghindarinya, ia harus mencintainya.
Saudaraku, masih banyak bukti dan tanda-tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya, dimana Allah menerima taubat hamba-Nya dan tidak mengazab mereka pada saat mereka melakukan kemaksiatan.
Allah membentangkan tangan-Nya di waktu siang untuk mengampuni orang yang berbuat dosa di waktu malam. Allah membentangkan tangan-Nya di waktu malam untuk mengampuni orang yang berbuat dosa di waktu siang.
Setiap malam hingga menjelang fajar, Allah selalu turun ke langit dunia seraya berfirman yang artinya,
"Adakah orang-orang yang meminta niscaya akan Aku berikan, Adakah orang-orang yang memohon ampun untuk Aku ampuni dosanya, Adakah orang-orang yang bertaubat untu Aku terima taubatnya, sehingga terbitlah fajar.” (Hadits shahih dalam Shahih Al-Jami: 1918)
Sebagaimana Rasulullah bersabda, bahwa Allah berfirman, yang artinya,
“Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku dengan sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Barang siapa yang mendekat kepada-Ku dengan sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Dan barang siapa menemui-Ku dengan berjalan, maka Aku akan menemuinya dengan berlari." (HR Muslim)
Saudaraku, masihkan adakah alasan kita untuk tidak mencintai Allah? Mengapa kita mencintai Allah? Ya karena Allah Maha Mencintai hamba-Nya. Cinta kita kepada Allah tidak ada sebutir debu dilautan pasir dibanding cinta Allah kepada kita.
LALU BAGAIMANA CARA KITA MENCINTAI ALLAH?
Saudaraku, mari kita lihat firman-Nya, yang artinya, "Katakanlah (Muhammad)," jika kamu mencintai Allah , ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (Ali-'Imran: 31-32)

Diantaranya bahwa Allah telah memberikan kehidupan kepada kita, rezeki, perlindungan dan keamanan. Selain itu Allah juga telah menjadikan kita makhluk-Nya yang paling tinggi derajatnya dan menjadikan kita khalifah di muka bumi. Mencintai Allah harus diwujudkan dengan tindakan yang sesuai dengan apa yang diinginkan Allah. Bukan mengarang sendiri dengan berkhayal dan berkontemplasi secara ngawur. Resminya, Allah telah mengutus Rasulullah SAW untuk mengajarkan bagaimana cara mencintai-Nya.
Kuncinya adalah mengikuti petunjuk yang diajarkan Rasulullah SAW dalam mencintainya. Petunjuk itu sendiri adalah sebuah ajaran yang bersifat syamil mutakamil, sempurna, lengkap dan mencakup semua aspek kehidupan. Tidak lain adalah Islam. Firman Allah: “Katakanlah, bila kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku (Rasulullah).” Inti mencintai Allah adalah mentaati, mendengarkan, mengikuti, mematuhi dan rela berkorban apapun demi Allah. Dan salah satu ciri cinta adalah rasa cemburu (ghirah) yang membara. Cemburu bila Allah diremehkan, bila Islam dijelekkan, bila Al-quran ditinggalkan, bila Rasulnya dilupakan. Tidak mungkin seorang dikatakan cinta pada Allah, sementara hartanya haram, pakaiannya haram, cara dagangnya haram, bekerja dengan cara yang haram, berpolitik dengan cara yang haram, bergaul dengan cara yang haram, mengambil hak orang lain dengan cara haram.

Cinta itu pasti palsu dan tidak mungkin berbalas. Orang yang cinta pada Allah bukanlah yang berzikir keras-keras, juga bukan mengurung diri di tempat ibadah, juga bukan melakukan ritual-ritual rekayasa tanpa dasar yang jelas dari Rasul-Nya. Tapi orang yang cinta Allah adalah orang yang menjadikan Allah sebagai tujuan hidupnya. Apapun yang dikerjakan semua karena Allah dan karena ingin mendapatkan redho‘ dan balasan cintanya. Dan semua itu sudah diatur tata cara pelaksanaanya dalam ajaran Islam yang memiliki dasar yang shahih dan syamil.
Wallahu a‘lam bishshowab. Wassalamualaikum Wr. Wb. :)

Sumber : 
Abdul Athi 'Ali Salim dalam Halawatul Iman,
 http://www.syariahonline.com/v2/aqidah/2541-bagaimana-mencintai-allah.html




Jumat, 05 September 2014

Wanita yang dirindukan Syurga

1 komentar:
Assalamualaykum sobat blogger kali ini saya akan menulis tentang wanita yang dirindukan syurga ♥


Adalah tentangmu wanita , teduhmu penyeka gundah gulana , seperti teladan Bunda Khadijah yang menenangkan Rasulullah ketika gusar menerima wahyu pertama .

Adalah tentangmu wanita , cerdasmu tak kalah hebatnya , tersingkap dalam luasnya pengetahuan dan wawasan Bunda Aisyah yang menjadikan beliau rujukan berbagai cabang ilmu agama .

Adalah tentangmu wanita ,tabahmu tiada tara, tersirat dalam kisah bunda Fatimah yang tabah menggiling gandum dengan tangannya sendiri hingga terluka, padahal ia putri nsan paling mulia, putri dari nabi penyempurna Risalah Agama.

Adalah tentangmu wanita, jagalah kehormatan dan kesucianmu sebagaimana Bunda maryam menjaga dirinya. Pesonamu sungguh terjaga manakala tak terumbar sia sia pada yang tak berhak melihatnya .

Adalah tentangmu wanita , sungguh sabar mu berbuah pahala , lihatlah bunda Asiyah yang bersabar bersuamikan Firaun yang kekejamannya tak terkira , Bunda Asiyah rida hidup di dunia yang hanya sementara itu bgai di neraka , asal hidup kekal nanti dua berada di surga . terurai dalam doanya ''Ya Rabbku , bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi -Mu dalam surga .''

Adalah tentangmu wanita , kau begitu istimewa di hadapan -Nya . namamu menjadi salah satu nama surat dalam ayat- ayat cinta- Nya , terurailah surat An- Nisa

Adalah tentangmu wanita , dari rahimmu itulah kelak akan lahir generasi penerus perjuangan para Annabiya .

Adalah tentangmu wanita , bukan tentang cantiknya rupa melainkan tentang tertutupnya aurat sempurna maka anggunmu benar benar terjaga .

Adalah tentangmu wanita , kau begitu menarik , bukan untuk dilirik , melainkan untuk dijaga baik baik.

Adalah tentangmu wanita , bagitu banyak kisaht tentangmu yang diceritakan dari masa ke masa , tentang kisah teladan maupun kisah menyedihkan bahwasannya penghuni neraka paling banyak adalah wanita.

Wahai wanita , maka jadilah wanita mulia lagi terjaga, istiqamahlah dijalan Nya . kehormatanmu jagalah . wanita wanita mulia generasi salafush shalih teladanilah . suamimu taatilah, semoga kelah hadirmu dinanti nantikan penduduk syurga . perempuan yang menegakan sholat 5 waktu , berpuasa ramadhan , taat pada suami , akan masuk syurga dari pintu mana saja yang dia inginkan.
 (HR.Bukhari)
*buku saleha is me
mungkin sampai sinu dulu sobat blogger saya tulisnya ..
Sayonara...
Wassalam(:

Selasa, 02 September 2014

Pacaran itu Haram

Tidak ada komentar:
Assalamualaykum Sobat Blogger
Kali ini saya akan menulis tentang pacaran khususnya buat remaja ..
Buat saja juga sih :D kan saya remaja hehe xD






Dalam islam gak ada tuh yang namanya PACARAN .
Pacaran adalah salah satu step Zina
Mendekati saja tidak boleh..

Dari Abu Hurairah r.a dan Nabi SAW, beliau bersabda :
    “Bagi anak Adam(manusia) telah ditentukan bagian zinanya yang mana ia pasti mengerjakannya, zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah  berbicara, zina tangan adalah memukul, zina kaki adalah berjalan, serta zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan; yang semuanya itu dibuktikan atau tidak dibuktikan oleh kemaluannya.” (Riwayat Bukhari-Muslim).

Dari Ibnu Abbas r.a bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : “ Janganlah sekali-kali salah seorang diantara kamu sekalian bersepi-sepian dengan seorang perempuan kecuali bersama dengan muhrimnya”
(Riwayat Bukhari-Muslim)

Nabi SAW bersabda :
 “ Siapa yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka janganlah bersendirian dengan wanita yang tidak mahram diantara keduanya.”
(Riwayat Atthabarani)
#Alasan kita meninggalkan Pacaran…
Karena Allah
-Alasan logis kita sendiri :
-rugi waktu, materiil, perasaan, dll
-Dilarang Ortu
                                    Allahsebenarnya amat sayang sama Kita

Buktinya??
Allah selalu memberitahu kita,hambaNya, jalan yang benar dan memberi kita peringatan untuk menjauhi yang tidak baik bagi kita sebelum memberi konsekwensi.
Hidup hanya sekali, dan tak akan ada kesempatan lagi untuk mengulang segalanya ketika ia tlah usai, yang ada hanyalah tinggal PENYESALAN…
Hadist riwayat Al-Ashbahani,
 Nabi SAW bersabda : “Tiap mata pasti akan menangis pada hari kiamat, kecuali mata yang dipejamkan dari segala yang haram, dan mata yang berjaga malam dalam jihad fisabilillah, dan mata yang meneteskan air mata walau sebesar kepala lalat karena takut  kepada Allah SWT.”

UDAH DEH PUTUSIN AJA YANG LAGI PACARAN ;)
1. pacaran itu menjalin silaturahim | "silaturahim itu hubungan ke kerabat, bukan pacaran" #UdahPutusinAja
2. pacaran itu bikin semangat belajar | "semangat belajar maksiat?" #UdahPutusinAja
3. pacaran itu buat dia bahagia, itu kan amal shalih | "ngarang, btw, telah bahagiakan ibumu? ayahmu?" #UdahPutusinAja
4. pacaran itu sekedar penjajakan kok | "serius nih penjajakan? ketemu ibu-bapaknya berani?" #UdahPutusinAja
5. kasian kalo diputusin | "justru tetep pacaran kasian, dia dan kamu tetep kumpulin dosa kan?" #UdahPutusinAja
6. kasian dia diputusin, aku sayang dia | "putusin itu tanda sayang, kamu minta dia untuk taat sama Tuhannya, betul?" #UdahPutusinAja
7. putus itu memutuskan silaturahim | "silaturahim itu kekerabatan, sejak kapan dia kerabatmu?" #UdahPutusinAja
8. nggak tega putusin.. | "berarti kamu tega dia ke neraka karena maksiat? apa itu namanya sayang?" #UdahPutusinAja
9. aku nggak zina kok, nggak pegang2an, nggak telpon2an, kan nggak papa? | "nah bagus itu, berarti gak papa juga kalo putus" #UdahPutusinAja
10. aku pacaran untuk berdakwah padanya kok | "ngarang lagi, dakwahmu belum tentu sampai, maksiatmu pasti" #UdahPutusinAja
11. nanti putusin dia gw gak ada yg nikahin gimana? | "pacaran tak jaminan, realitasnya banyak yg nggak nikah sama pacarnya" #UdahPutusinAja
12. berat mutusin | "semakin berat engkau tinggalkan maksiat untuk taat, Allah akan beratkan pahalamu :)" #UdahPutusinAja
13. nanti aku dibilang nggak laku gimana? | "bukan dia yang punya surga dan neraka, abaikan saja" #UdahPutusinAja
14. kalo aku putusin dia, dia ancam bunuh diri | "belum apa2 pake anceman psikologis, dah nikah dia bakal ancem bunuh kamu!" #UdahPutusinAja
15. dia masi ada utang ke aku, berat mutusinnya | "hehe.. kamu ini rentenir ya? kl terusan hutangnya malah nambah" #UdahPutusinAja
16. pacaran itu makan waktu, makan duit, makan hati | mending waktu, duit dan hati diinvestasikan ke Islam, #UdahPutusinAja
17. pacaran memang tak selalu berakhir zina, tapi hampir semua zina diawali dengan pacaran, #UdahPutusinAja
18. pacaran itu disuruh mengingat manusia, bukan mengingat Allah | melisankan manusia bukan Allah, #UdahPutusinAja
19. pacaran itu bikin ribet, dikit2 bales sms, dikit2 telpon, dikit-dikit minta dikirim pulsa (wah, sms mamah baru nih) #UdahPutusinAja
20. pacaran itu dikit-dikit galau, dikit-dikit galau, galau kok dikit-dikit? hehe.. #UdahPutusinAja
21. lelaki, coba pikir, senangkah bila engkau menikah lalu ketahui bahwa istrimu mantan ke-7 laki-laki berbeda? #UdahPutusinAja
22. wanita, coba pikir, inginkah berkata pada suamimu pasca akad kelak "aku menjaga diriku utuh untukmu, untuk hari ini :)" #UdahPutusinAja
23. #UdahPutusinAja | ada hal yang perlu dicoba, dan ada hal yang jangan sampai dicoba, pacaran termasuk salah satu yang tak perlu dicoba
24. #UdahPutusinAja | agar bisa engkau bawa harga dirimu seutuhnya saat bertemu dengan lelaki yg membawamu ke mahligai pernikahan
25. #UdahPutusinAja | one sin leads another, satu dosa akan menyeret 1000 dosa yang lain | sudahi sebelum semuanya terlanjur
26. #UdahPutusinAja | jangan sampai engkau jadi budak maksiat, yg kesekian kalinya menyadari bahwa masa depan itu didapat dengan taat
27. #UdahPutusinAja | pantaskan diri, penuhi kewajiban Ilahi | dengannya engkau bisa berharap pendamping terbaik disisi, dunia dan surga
28. sekarang sebelum sesal menjelang, lakukan keputusan terbaik yang bisa kau ambil sebagai seorang Muslimah | #UdahPutusinAja
29. bila engkau temukan kebaikan pada susunan catatan, segeralah ambil tindakan untuk selamatkan masa depan | #UdahPutusinAja

30. bila engkau rasakan salah pada apa yang kami sampaikan, segera berikan sepenggal nasehat agar kami dapatkan ampunan
31. masyaAllah, tak ada maksud kami sampaikan ini untuk membuat takut | adl karena rasa sayang kami pada Muslimah generasi berikut
32. jangan harapkan imam yang baik bagi anak-anakmu | karena taat tak pernah berkawan dengan pacaran yang maksiat
33, wajar pula dia tak pernah membimbing dan mendidikmu dengan Islam | karena dulu diapun sulit mendidik dirinya untuk taat
-Ustaz Felix Y Siauw



Oke sekian dulu dear ,
Semoga kita bisa Istoqomah untuk "No couple before akad" ya dear ^^
Aamiin . Wasalam(:






Keutamaan Puasa Arafah

1 komentar:


Assalamualaykum sobat blogger
Kali ini saya akan menulis tentang Keutamaan Puasa Arafah ..
Semoga bermanfaat dan diamalkan yaa

Puasa Arafah adalah puasa yang  jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa Arafah dinamakan demikian karena saat itu jamaah haji sedang wukuf di terik matahari di padang Arafah. Puasa Arafah ini dianjurkan bagi mereka yang tidak berhaji. Sedangkan yang berhaji tidak disyariatkan puasa ini.

Tanggal 9 Dzulhijjah merupakan hari Arafah. Pada hari itu, jamaah haji melakukan wukuf di Arafah yang merupakan rukun inti dari haji. Sedangkan bagi kaum Muslimin yang tidak sedang menjalankan ibadah haji, disunnahkan untuk melakukan puasa Arafah.

Puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang sangat dianjurkan, sunnah muakad. Puasa Arafah memiliki keutamaan yang luar biasa. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:


سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya.” (HR. Muslim)

Demikianlah keutamaan puasa Arafah: ia dapat menghapuskan dosa selama dua tahun. Yakni dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya.

Diantara keutamaan hari Arafah adalah pembebasan dari api neraka. Sebagian ulama menjelaskan bahwa pembebasan dari neraka pada hari Arafah diberikan Allah bukan hanya kepada jamaah haji yang sedang wukuf, melainkan juga untuk kaum muslimin yang tidak sedang menjalankan haji. Terlimpahkannya ampunan Allah terhadap dosa selama dua tahun melalui puasa Arafah sangat terkait dengan keutamaan kedua ini.

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim)

Keutamaan lain puasa Arafah adalah ke-mustajab-an doa. Secara umum doa orang yang berpuasa akan dikabulkan oleh Allah. Ditambah lagi dengan keutamaan waktu hari Arafah yang merupakan sebaik-baik doa pada waktu itu, maka semakin kuatlah keutamaan terkabulnya doa orang yang berpuasa Arafah pada hari itu.

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir (Tidak ada Ilah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. MilikNyalah segala kerajaan dan segala pujian, Allah Maha Menguasai segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi, hasan)

Dialog percakapan bahasa arab mudah

Tidak ada komentar:
Assalamualaykum sobat blogger =)
Kali ini saya akan menulis tentang percakapan bahasa arab yang dilakukan pada kehidupan sehari hari xD
Ok langsung aja..

 الْحِوَارَات :
اَلتَّعَارُف
Atta`aaruf
Perkenalan
اَلْحِوَار  ׃
Al-hiwaar
Dialog
خَالِدٌ ׃ اَلسَّلاَ مُ عَلَيْكُم
Khalid : Assalaamu ‘alaikum
عَبْدُ اللّه ׃ وَعَلَيْكُمُ السَّلاَ م
Abdullah : Wa’alaikum salaam
خَالِدٌ ׃ كَيْفَ حَالُكَ ؟
Khalid : Kayfa haaluka ?
Khalid : Apa Kabar ?
عَبْدُ اللّه ׃ بِخَيْرٍ ٬ الْحَمْدُ لِلّه
Abdullah : Bikhair Alhamdulillah
Abdullah : Alhamdulillah baik-baik saja
خَالِدٌ ׃ مَا إِسْمُكَ ؟
Khalid : Masmuka ?
Khalid : Siapa namamu ?
عَبْدُ اللّه ׃ إِسْمِيْ عَبْدُ اللّه ٬ وَ أَنْتَ ؟
Abdullah : Ismii ‘Abdullaah, Wanta ?
Abdullah : Nama saya Abdullah, dan nama kamu ?
خَالِدٌ ׃ أَنا خَالِدٌ
Khalid : Ana Khaalid
Khalid : Saya Khalid
عَبْدُ اللّه ׃ أَهْلأ يَا خالِدٌ
Abdullah : Ahlan yaa khaalid
Abdullah : Salam perkenalan denganmu hei khalid
خَالِدٌ ׃ أَهْلاً وَسَهْلاً بِكَ يَا عَبْدَ اللّه
Khalid : Ahlan wasahlan bika yaa ‘abdallah
Khalid : Sama-sama hei Abdullah
عَبْدُ اللّه ׃ هَلْ أَنْتَ أَمْبُوْ نِيٌّ ؟
Abdullah : Hal anta Ambuuniy ?
Abdullah : Apakah kamu orang Ambon ?
خَالِدٌ ׃ نَعَمْ ، أَنَا أَمْبُوْنِيٌّ وَ أَنْتَ ؟
Khalid : Na’am ana Ambuuniy, wanta ?
Khalid : Iya, saya orang Ambon, dan kamu ?
عَبْدُ اللّه ׃ أَنَا جَا وِيّ
Abdullah : Ana Jaawiyy
Abdullah : Saya orang Jawa
خَالِدٌ ׃ اَئنَ تَسْكُنُ الآنَ ؟
Khalid : Ayna taskunul aana ?
Khalid : Dimana kamu tinggal sekarang ?
عَبْدُ اللّه ׃ أَسْكُنُ فِي ٨ ( ثَمَانِيَة ) شَارِعِ حَسَنُ الدِّ يْن بأَمْبُوْن
Abdullah : Askunu fii tsamaaniyati syaari’ Hasaanuddiin bi Ambuun
Abdullah : Saya tinggal di jl Hasanuddin no 8 Ambon
خَالِدٌ : وَاَيْنَ تَدْ رُسُ ؟
Khalid : wa ayna tadrus ?
Khalid : Dan dimana kamu sekolah ?
عَبْدُ الله : أَدْ رُسُ فِي الْمَدْ رَسَةِ الإِعْدَ ادِ يَةِ الإِسْلاَ مِيَةِ ” السَّلاَ م ”
Abdullah : Adrusu fil madrasatil I’daadiyyatil islaamiyyati “ As-salaam “
Abdullah : Saya sekolah di SMP islam Assalaam
خَالِدٌ ׃ مَا لُعْبَتُكَ ؟
Khaalid : Maa Lu’batuka ?
Khalid : Kamu suka permainan apa ?
عَبْدُ اللّه ׃ أَنَا أَلْعَبُ كُرَة َالْقَدَ مِ ، وَمَا لُعْبَتُكَ ؟
Abdullah : Ana al’abu kuratal qadami
Abdullah : saya main sepak bola
خَالِدٌ ׃ أَلْعَبُ كُرَةَ السَّلَّةِ
Khalid : Anaa al’abu kuratas-sallati
Khalid : saya suka main bola basket
عَبْدُ اللّه ׃ وَمَا هِوَايَتُكَ يَا خَالِدُ ؟
Abdullah : Wamaa hiwaayatuka ya khaalid ?
Abdullah : Dan apa hobimu hei Khalid ?
خَالِدٌ ׃ هِوَايَتِيْ جَمْعُ الطَّوَابِعِ ، وَأَنْتَ ؟
Khalid : Hiwaayatiy jam’ut-thawaabi’. Wanta ?
Khalid : Hobiku koleksi prangko, dan kamu ?
عَبْدُ اللّه ׃ هِوَايَتِيْ اَلرَّسْمُ وَ السِّبَا حَةُ
Abdullah : Hiwaayati ar-rasmu was-sibaahah
Abdullah : Hobiku melukis dan berenang
خَالِدٌ ׃ أَنَا سَعِيْدٌ جِدًّ ا لِمَعْرِفَتِكَ
Khalid : Anaa sa’iidun jiddan lima’rifatik
Khalid : Senang sekali saya dapat berkenalan denganmu
عَبْدُ اللّه ׃ وَ أَنَا أَيْضًا
Abdullah : Wanaa aydhan
Abdullah : Saya pun demikian
خَالِدٌ ׃ شُكْرًا عَلَي التَّعَارُفِ
Khalid : Syukran ‘alat-ta’aarufi
Khalid : Terima kasih atas perkenalannya
عَبْدُ اللّه ׃ عَفْوًا
Abdullah : Afwan
Abdullah : Sama-sama
خَالِدٌ ׃ مَعَ السَّلاَ مَةِ
Khalid : Ma’as-salaamah
Khalid : Sampai jumpa
عَبْدُ اللّه ׃ مَعَ السَّلاَ مَةِ
Abdullah : Ma’as-salaamah
Abdullah : Sampai jumpa lagi


فِي الشَّارِعِ
Fis-syaari`
Di Jalan
الْحِوَار :
Dialog
خَالِدٌ : مِنْ فَضْلِكَ ٬ أيْنَ الْمَتْحَفُ ؟
Khalid : Min fadhlik, aynal mathaf ?
Khalid : Persmisi ! dimana Musium ?
شُرْطَة : الْمَتْحَفُ بَعِيْدٌ مِنْ هُنَا ٬ تَقْدِ رُأنْ تَرْكَبَ حَافِلَة ً
Syurthah : Almathafu ba’iid min huna, taqdiru an tarkaba haafilah
Polisi : Musium sangat jauh dari sini, kamu dapat menggunakan bus
خَالِدٌ : أيْنَ مَحَطَّة ُالْحَافِلا َتِ ؟
Khalid : Aynal mahatthatul haafilah ?
Khalid : Dimana terminal busnya ?
شُرْطَة : سِرْ فِي هٰذ َا الشَّارِعِ إلىَ الْمَيْدَ انِ ثُمَّ إِتَّجِهْ إلىَ الْيَمِيْنِ وَسَتَجِدُ مَحَطَّة َالْحَافِلا َتِ أمَامَكَ ٬
إرْكَبْ الحَافِلَة َ رَقْمُ ١٠٠ ( مِائَة ).
Surthah : Sir fi haadzas-syaari’ ilal maydaan tsumma ittajih ilal yamiin wasatajidu mahatthatalhaafilah amaamak, irkabil haafilah raqm miah
Polisi : Lewat jalan ini hingga ke lapangan kemudian belok kanan kamu akan jumpai terminal tepat di depanmu. Naiklah bus no 100.
( وَصَلَ خَالِدٌ فِي الْمَحَطَّةِ )
( Washala khaalidun fil mahatthati )
( Khalid tiba di terminal )
خَالِدٌ : لَوْ سَمَحْتَ ٬ أعْطِنِيْ التَّذ ْكِرَة َ
Khalid : Law samaht, a’thiniy tadzkirah
Khalid : Permisi, berikan saya karcis !
سَائِق : التَّذ ْكِرَة َبِعَشَرَةِ قُرُوْشٍ
Saaiq : At-tadzkirah bi’asyarati quruusy
Supir : Karcisnya seharga 10 piester
خَالِدٌ : تَفَضَّلْ ٬ نَزِّلْنِي عِنْدَ بَوّابَةِ الْمَتْحَفِ
Khalid : Tafaddhal, nazzilniy ‘inda bawwabatil mathaf
Khalid : Silahkan (ambil uangnya) !, turunkan saya tepat di gerbang musium
سَائِق : اَلْمَحَطَّة ُالْقَا دِ مَة ُ قَرِيْبٌ مِنَ الْمَتْحَفِ وَعِنْدَ إِشَارَةِ الْمُرُوْرِ إِتَّجِهْ إلىَ الْيَسَارِ وَسَوْفَ تَجِدُ
بَوَّابَة الْمَتحَفِ أمَامَكَ .
Saaiq : Almahatthatul qaadimah qariibun minal mathafi, wa ‘inda isyaaratil muruur
ittajih ilal yasaar wa saufa tajidu bawwabatal mathaf amaamak
Supir : halte berikutnya lebih dekat dengan museum, di lampu merah belok kiri kamu akan dapati gerbang musium
خَالدٌ : شُكُرًا جَزِيْلا
Khalid : Syukran jaziila
Khalid : Terima kasih banyak
سَائِق : مَعَ السَّلا َمَةِ
Saaiq : Ma’as-salaamah
Supir : sampai jumpa
عِنْدَ الْبَقَالَةِ
`Indal baqaalah


Di Toko/Kedai
اَلْحِوَارُ :
Dialog
طَارِق : هٰذِ هِ جُبْنَةٌ لَذِ يْذَ ة
Thariq : Haadzihi jubnatun ladzidzatun
Thariq : Keju ini enak sekali
مِنْ أَيْنَ إِشْتَرَيْتَهُ يَا حَسَنٌ ؟
Min ayna isytaraytahu yaa hasan
Dimana kamu membelinya hei Hasan
حَسَن : إشْتَرَيْتُهُ مِنَ بَقَالَةِ سَمِيْر
Hasan : Isytaraytuhu min baqaalati Samiir
Hasan : Saya membelinya di took “ Samir”
طَارِق : بِجَوَارِالْمَدْ رَسَةِ ؟
Thariq : Bijawaaril madrasati ?
Thariq : (Toko)Yang disamping sekolah ?
حَسَن : نَعَمْ
Hasan : Na’am
Hasan : Iya
طَارِق : بِكَمِ عُلْبَةٔ ؟
Thariq : Bikamil ‘ulbah ?
Thariq : Berapa harganya satu kotak /dos ?
حَسَن : بِخَمْسُمِائَةِ رُوْبِيَة ً
Hasan : Bikhamsumiati ruubiyyatan
Hasan : Harganya 500 rupiah
طَارِق : وَالله ٬ رَخِيْصٌ جِدّ ًا
Thariq : Wallaahi, rakhiishun jiddan
Thariq : Waah…murah sekali
سَأَشْتَرِي عُلْبَة مِنْهَا
Sa asytari ‘ulbatan minha
Saya akan membeli sebungkus juga
شُكْرًاعَلىَ مَعْلُوْمَتِكَ يَا حَسَنٌ
Syukran ‘alaa ma’luumatika yaa Hasan
Terima kasih atas informasinya hei Hasan
حَسَن : عَفْوًا
Hasan : ‘Afwan
Hasan : Sama-sama
( دَ خَلَ طَارِقُ البَقَالَة )
( Dakhala Thaarigu albaqaalata )
(Thariq memasuki toko )
طَارِق : السّلاَ مُ عَلَيْكُمْ
Thariq : Assalaamu ‘alaikum
Thariq : Selamat atas kalian
البَائِع : وَعَلَيْكُمُ السَّلاَ م ٬ أَيُّ خِدْ مَة ؟
Baa’i’ : Wa’alaikum salam, Ayyu khidmah ?
Penjual : Wa’alaikum salam, ada yang bisa saya bantu ?
طَارِق : أرِيْدُ كِيْلُوْ سُكَّر وَ عُلْبَةُ جُبْنَة مِنْ فَضْلِكَ
Thariq : Uriidu kiiluu sukkar wa ‘ulbata jubnatin min fadhlik
Thariq : Saya mau beli 1 kg gula dan sebungkus keju
البَائِع : حَاجَةٌ ثَانِيَةٌ ؟
Baa’I’ : Haajatun tsaaniyah ?
Penjual : Ada lagi yang lain ?
طَارِق : لاَ شُكرٔا ٬ بِكَمِ الْحِسَابُ كُلُّه ؟
Thariq : Laa syukran, bikamil hisaab kulluh
Hariq : Tidak, terima kasih, berapa harganya semua ?
البَائِع : بِسِتُّمِائَةِ رُوْبِيَّة
Baa’I’ : bisittumiati ruubiyyah
Penjual : 600 rupiah
طَارِق : تَفَضَّلْ
Thariq : Tafaddhal
Thariq : Silahkan !
البَائِع : شُكْرٔا مَعَ السَّلاَ مَة
Baa’I’ : Syukran, ma’as-salaamah
Penjual : Terima kasih, sampai jumpa
طَارِق : مَعَ السَّلاَ مَةِ
Thariq : Ma’as-salaamah
Thariq : Sama-sama
الزِّيَارَة
Azziaarah
Berziarah
الْحِوَار :
Dialog
حَامِدٌ : أيْنَ تَسْكُنُ ؟
Haamid : Ayna taskunu
Hamid : dimana kamu tinggal
عُمَر : أسْكُنُ فِي شَا رِعِ حَسَنُ الدِّ يْن
Umar : Askunu fii syaari’ Hasanuddin
Umar : Saya tinggal di Jl Hasanuddin
وَأنْتَ ٬ أيْنَ تَسْكُنُ ؟
Wanta, ayna taskun ?
Dan kamu, dimana kamu tinggal ?
حَامِد : أسْكُنُ فِيْ شَا رِعِ إمَام بُنْجُوْل
Hamid : Askunu fii syaari’ Imam Bunjuul
Hamid : Saya tinggal di jalan Imam Bonjol
سَأزُوْرُكَ الْيَوْمَ إنْ شَاء الله
Sa azuurukal yauma insyaa Allaah
Saya akan menziarahimu ( berkunjung ) hari ini insya Allah
عُمَر : أهْلاً وَسَهْلاً ٬ أنَا فِيْ إنْتِظَارِكَ
Umar : Ahlan wasahlan, anaa fii intidzhaarika
Umar : Dengan senang hati, saya akan menunggu kunjunganmu
مَتَى تَحْضُرُ ؟
Mataa tahdhur
Kapan kamu datang ?
حَامِد : فِي الْخَامِسَةِ مَسَا ءً ا بِإ ذ ْنِ الله
Hamid : Fil khaamisati masaa an bi idznillah
Hamid : Jam 5 sore insya Allah
مَاعُنْوَانُكَ بِالْكَامِلِ ؟
Maa ‘unwaanuka bilkaamil
Mana alamat lengkap rumahmu
عُمَر : ٦ شَا رِع حَسَنُ الدِّ يْنِ بِجَوَارِ الْمَسْجِدِ
Umar : Sittah Syaari’ Hasanuddin bijawaaril masjid
Umar : Jl Hasanuddin no 6 disamping mesjid
حَامِد : مُتَشُكْر
Hamid : Mutasyakkir
Hamid : Terima
     :) semoga bermanfaat :) 
Wasalam(:
 
back to top